Ajari Mahasiswa Berpikir Kritis Dengan Metode Ini, Yuk!
29 Dec 2022
Salah satu cara untuk mengasah kemampuan berpikir kritis di dunia kerja adalah menggunakan metode Six Thinking Hats (Enam Topi Berpikir) yang awalnya dicetuskan oleh Edward de Bono pada tahun 1986.
Six Thinking Hats masih digunakan oleh beberapa perusahaan hingga saat ini dalam mempertajam kemampuan berpikir kritis karena prosesnya yang sederhana dan efektif. Dengan demikian para pekerja terbantu untuk menjadi lebih fokus, produktif, dan tentunya berpikir rasional dalam mengambil keputusan di dunia kerja.
6 topi sebagai metafora yang mendefinisikan jenis pemikiran tertentu. Kita dapat memakai atau melepas salah satu topi untuk menunjukkan jenis pemikiran yang akan digunakan.
Dalam mengambil keputusan, terdapat 6 warna topi yang masing-masing menentukan karakter dalam berpikir kritis setiap individu.
No. |
Warna |
Karakteristik |
Perspektif |
1. |
Putih |
Netral dan Objektif |
Fakta objektif, arah yang jelas, ibarat komputer |
2. |
Merah |
Emosi, marah, berani |
Emosional |
3. |
Hitam |
Serius, hati-hati |
Waspada terhadap resiko, bahaya, masalah kritis |
4. |
Kuning |
Cerah dan positif |
Optimistis, berpikir positif dan konstruktif. Penilaian positif, menghasilkan usulan, saran dan visi, kesempatan |
5. |
Hijau |
Kreatifitas dan ide baru |
Pertumbuhan menghasilkan ide, alternative, pemikiran lateral |
6. |
Biru |
Teduh, menaungi |
kontrol dan organisasi dari proses berfikir, ringkasan, overview dan kesimpulan |
Dalam menerapkan metode six thinking hats di dunia kerja, melalui langkah dan proses kerja tim cukup penting untuk mengetahui harapan dari pemimpin tim kepada para anggota dalam memberi tugas.
Setelah itu, para anggota mulai bekerja dan mengatur strategi berdasarkan perannya masing-masing dalam berpikir kritis. Apabila, diterapkan dengan baik, maka komunikasi berjalan lancar dan mengantarkan pada hasil yang sukses.
Berpikir kritis merupakan faktor penentu kesuksesan di dunia kerja, karena kemampuan ini adalah salah satu syarat awal dan berpengaruh kepada soft skill lainnya seperti kreativitas, tekun, dan objektif. Berpikir kritis juga dapat meingkatkan proses kerja dan intuisi sosial.
Berpikir kritis adalah sebuah kemampuan untuk berpikir secara jernih dan rasional yang membuat seseorang dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh dan diproses. Berpikir kritis dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis serta merekonstruksi secara logis, objektif, rasional, dan independen.
Dalam melatih kemampuan berpikir kritis, metode six thinking hats masih relevan hingga saat ini. Pada metode ini setiap individu memegang peran seperti enam topi yang masing-masing memiliki karakter berbeda dalam berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis dapat dilatih melalui berbagai tugas yang dikerjakan tim.